JENIS TANAMAN PENGHASIL PANGAN PADA TEGAKAN HUTAN DI AREAL GARAPAN KTH SEJAHTERA 4 DALAM TAHURA WAN ABDUL RACHMAN

Kurnia Maulita, Ceng Asmarahman, Indriyanto Indriyanto

Abstract

ABSTRAK

Tanaman penghasil pangan memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di sekitar hutan.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis pohon dan perdu penghasil pangan yang ada di KTH Sejahtera 4 Tahura Wan Abdul Rachman.  Penelitian dilakukan menggunakan metode garis berpetak.  Data yang ditemukan kemudian dianalisis dengan menghitung Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR), Luas Penutupan (C), Luas Penutupan Relatif (CR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR), dan Indek Nilai Penting (INP).  Hasil penelitian ditemukan sebanyak 18 jenis tanaman penyusun tegakan hutan.  Duabelas jenis tanaman dalam tegakan hutan tersebut nerupakan penghasil pangan, yaitu alpukat (Persea americana), mangga (Mangifera indica), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), durian (Durio zibethinus), sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus), tangkil (Gnetum gnemon), petai (Parkia speciosa), kakao (Theobroma cacao), pala (Myristica fragrans), kopi (Coffea robusta), dan cengkeh (Eugenia aromaticum).  Jenis pohon penghasil pangan yang paling dominan di KTH Sejahtera 4 Tahura Wan Abdul Rachman adalah pala dengan nilai INP sebesar 71,25 dan cengkeh dengan nilai INP sebesar 47,88.  Keragaman jenis dan jumlah pohon penghasil pangan lebih ditingkatkan untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat sekitar Tahura Wan Abdul Rachman.

Kata kunci: Pangan; Tegakan Hutan; INP; Tahura

ABSTRACT

Food-producing plants have an important role in meeting the food needs of the people living around the forest.  This study aims to analyze the types of trees and shrubs that produce food in KTH Sejahtera 4 Tahura Wan Abdul Rachman.  Research was done using grid methods.  The data found is then analyzed by calculating the fragility (k), relative density (kr), extent of closure (c), relative extent of closure (cr), frequency (f), relative frequency (fr), and index of important value (inp).  The results of the study found as many as 18 types of plants that make up forest stands.  Twelve types of plants in the forest stand produce food, namely avocado (Persea americana), mango (Mangifera indica), lime (Citrus aurantifolia), durian (Durio zibethinus), breadfruit (Artocarpus altilis), jackfruit (Artocarpus heterophyllus), tangkil (Gnetum gnemon), petai (Parkia speciosa), cocoa (Theobroma cacao), nutmeg (Myristica fragrans), coffee (Coffea robusta) and clove (Eugenia aromaticum).  The most dominant type of food growing tree in KTH prosper4 tahura wan abdul rachman is head with an inp of 71,25 and a clove of inp of 47,88. Increased variety of the variety and number of food-producing trees to support food security around Tahura Wan Abdul Rachman.

Keywords: Food; Forest Stand; INP; Tahura

Keywords

pangan, tegakan hutan, INP, Tahura

Full Text:

PDF

References

Alfatikha, M., Herwanti, S., dan Febryano, I.G., dan Yowono, S.B. 2020. Identifikasi jenis tanaman agroforestri untuk mendukung ketahanan pangan rumah tangga di Desa Pulau Pahawang. Journal of Forestry Research. 3(2): 55-63.

Aninda, R.A. dan Rijanta , R. 2015. Kajian pemanfaatan sumberdaya pangan lokal terhadap ketahanan pangan rumah tangga Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Bumi Indonesia. 6(2): 1-10.

Antriyandarti, E. dan Ani, W.S. 2017. Pengembangan kawasan agribisnis jagung dan mangga di Kabupaten Blora. JSEP. 10(2): 43-50.

Astanu, A.D., Ismoni, H.R., dan Rosanti, N. 2013. Analisis kelayakan finansial budidaya intensif tanaman pala di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. JJIA. 1(3): 218-225.

Bangsawan, I. dan Dwiprabowo, H. 2012. Hutan sebagai penghasil pangan untuk ketahanan pangan masyarakat: studi kasus di Kabupaten Sukabumi. Peneliti-an Sosial Dan Ekonomi Kehutanan. 9(4): 185-197.

Dewi, C.R., Utami, N.H., dan Riyadi P. 2012. Aktivitas antimikroba ekstrak melinjo (Gnetum gnemon L.). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 5 (2), 74-81.

Elevitch, C.R. 2006. Traditional Trees of Pacific Islands: Their Culture, Environment, And Use. Permanent Agriculture Resources. USA.

Elidar, Y. 2017. Budidaya tanaman petai di lahan pekarangan dan manfaatnya untuk kesehatan. Jurnal Abdimas Mahakam. 1(2): 102-111.

Febryano, I.G. 2008. Analisis finansial agroforestri kakao di lahan hutan negara dan lahan milik. Jurnal Perennial. 4(1): 41-47.

Febryano, I.G., Suharjito, D., dan Soedomo, S. 2009. Pengambilan keputusan pemilihan jenis tanaman dan pola tanam di Lahan Hutan Negara dan Lahan Milik: studi kasus di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Forum Pascasarjana 32(2): 129-141.

Gintera. dan Pika. 2009. Pengelolaan Taman Hutan Raya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.

Hasibuan, M., Indriyanto, dan Riniarti, M. 2013. Inventarisasi pohon plus dalam blok koleksi di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari. 1(1): 9-22.

Handayani, N. 2016. Pemanfaatan limbah nangka sebagai penganekaragaman makanan. Warta Dharmawangsa. (47): 1-12.

Indriyanto. 2018. Metode Analisis Vegetasi dan Komunitas Hewan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Indriyanto dan Asmarahman, C. 2019. Jenis Tanaman Penyusun Tegakan Sebagai Sumber Pangan Di Areal Garapan Petani Gabungan Kpph Sumber Agung Dalam Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Seminar Nasional Biologi PBI 25. Universitas Lampung. 1-11.

Irundu, D. dan Fatmawaty, D. 2019. Potensi hutan rakyat sebagai penghasil pangan di Desa Paku Kabupaten Polman, Sulawesi Barat. Jurnal Hutan dan Masyarakat. 11(1): 41-48.

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lidi, M.I., Mulyanto, M.M., Kusumaningtyas, T.F., dan Lewerissa, K. 2021. Penambahan tepung biji alpukat sebagai sumber antioksidan pada makanan sereal. Jurnal Ilmu Kesehatan. 1(1): 1-7.

Lupitasari, C., Somanjaya, R., dan Imanudin, O. 2017. Uji tingkat kesukaan telur ayam ras hasil perendaman menggunakan ekstrak daun melinjo. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan. 5 (1), 104- 113

Kristin, Y., Qurniati, R., dan Kaskoyo, H. 2018. Interaksi masyarakat hutan terhadap pemanfaatan lahan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari 6(3): 1-8.

Paramastuti, D. dan Chofyan, I. 2011. Penataan zona taman hutan raya gunung kunci di kawasan perkotaan Sumedang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 13(1): 1-10.

Purwaningsih, Yusuf, R., dan Riswan, S. 2001. Pohon Penghasil Buah Di Hutan Riam Durian, Balai Penelitian dan Pengembangan Botani. Puslitbang Biologi-LIPI, Kota Waringin Lama. Kalimantan Tengah.

Rahmawati, F. 2011. Kajian potensi “wedang uwuh†sebagai minuman funsional. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana. 6(1): 1-14.

Salma, R.I., Wibowo, A.A., dan Satria, Y. (2015). Kopi dan kakao dalam kreasi motif batik khas Jember. Dinamika Kerajinan Dan Batik. 32(2): 63-72.

Saputra, A.D., Indriyanto, dan Duryat. 2016. Komposisi, struktur, dan keanekaragaman jenis vegetasi di jalur wisata Air Terjun Wiyono atas Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari. 4(3): 83-96.

Simbolon, D.S. dan Sinaga, B. 2021. Sistem pendukung keputusan penentuan kesesuaian lahan tanaman cengkeh dengan metode profile matching. Jurnal Nasional Komputasi dan Teknologi Informasi. 4(5):370-376.

Suci, P.R. 2015. Pengaruh proses pengolahan biji melinjo (Gnetum gnemon) terhadap kadar total likopen dan karoten dengan metode spektrofotometri- vis. Jurnal Wiyata.2(2):151- 156.

Supriati, Y. 2010. Sukun sebagai sumber pangan alternatif substitusi beras. Iptek Tanaman Pangan. 5(2): 219-231.

UPTD Tahura Wan Abdul Rachman. 2020. Buku Informasi Tahura. Bandar Lampung.

UPTD Tahura. Wan Abdul Rachman. 2002. Rencana Pengelolaan Tahunan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Propinsi Lampung T.A. 2003. Bandar Lampung.

Wahyuni, S., Manurung, T.F., dan Kartikawati, M.S. 2017. Identifikasi pohon penghasil buah pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Pemancing-Gunung Ambawang Bukit Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari. 5 (2): 225 – 233.

Wibowo, C.A.B., Suryanto, P., Faridah, E. 2019. Ekofisiologi dan peluang pengembangan durian (Durio zibethinus) dengan sistem agroforestri di Lereng Selatan Gunung Merapi, Indonesia. Jurnal Ilmu Kehutanan. 13(1): 195-209.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.