APLIKASI EKTOMIKORIZA Scleroderma spp PADA SEMAI MERBAU (Intsia bijuga)
Abstract
Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara akar tanaman dan fungi. Salah satu jenis tanaman yang diketahui memiliki ketergantungan dengan mikoriza adalah Merbau (Intsia bijuga). Scleroderma spp. merupakan salah satu jenis ektomikoriza yang dapat berasosiasi dengan merbau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis Scleroderma spp. yang dapat membentuk kolonisasi terbaik pada perakaran semai merbau, serta mengetahui pengaruh inokulasi Scleroderma spp. baik secara tunggal maupun gabungan terhadap semai merbau. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 3 kali ulangan dan 4 unit sampel di setiap ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (anova) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil dari penelitian ini memperlihatkan inokulasi Scleroderma sp dan Scleroderma dyctiosporum secara gabungan mampu membentuk persen kolonisasi yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tunggal dan kontrol, pemberian inokulasi secara tunggal dan gabungan mampu meningkatkan pertumbuhan merbau di parameter panjang akar, persen kolonisasi, tinggi tanaman, luas daun dan jumlah daun. Pemberian inokulum Scleroderma sp. dan Scleroderma dyctiosporum secara gabungan mampu membentuk persen kolonisasi lebih baik dibandingkan dengan perlakuan inokulum tunggal.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Brundrett, M., Boughter, N., Dell, B., Grove T., dan Malajcjuk, N. 1996. Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. Buku. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra. Australia. 374 hlm.
Bruns T.D., Bidartondo M.I., Taylor D.L. 2002. Host specificity in ectomycorrhizal communities: What do the exceptions tell us?. Integ, and Comp Biol.42: 352-359.
Dodo dan Mujahidin. 2007. Merbau ( (Colebr.) O Kuntzo) di Taman Nasional Ujung Kulon. Prosiding Simposium Nasional Pengelolaan Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil.. PKT Kebun Raya Bogor. Bogor. 1-4.
Irianto, R. S. B. 2009. Inokulasi Ganda Glomus sp. dan Pisolithus arrhizus Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Eucalyptus pellita F. Muell. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 6(2) : 161-165.
Jannah, H. 2011. Respon tanaman kedelai terhadap asosiasi fungi mikoriza arbuskular di lahan kering. Jurnal Ganec Swara. 5 (2) : 28—31.
Kennedy, PG, Peay KG. 2007. Different soil moisture conditions change the outcome of ectomycorrhizal symbiosis between Rhizopogon spesies and Pinus muricata. Plant Soil. 291:155–165.
Komarayati, S. dan Gusmailina. 2010. Aplikasi pupuk organik plus arang dan pupuk organik mikoriza plus arang pada media tumbuh anakan Shorea crysophylla. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 28 (1) : 79-81.
Kurniawan, A. 2014. Keberhasilan aplikasi pangkas akar dan inokulasi fungi ektomikoriza pada bibit melinjo (Gnetum gnemon). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 30 hlm.
Kusuma, A., Riniarti M. dan Surnayanti. 2018. Penambahan Bahan Pembenah Tanah Untuk Mempercepat Kolonisasi Ektomikoriza Dan Pertumbuhan Damar Mata Kucing. Jurnal Sylva Lestari. 6 (1) : 20-22.
Mansur, I. 2013. Teknik Silvikultur Untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang.
Buku. SEAMEO BIOTROP. Bogor. 125 hlm.
Miska, M.E.E. 2015. Respon Pertumbuhan Bibit Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Indigenous. Tesis.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 52 hlm.
Nugroho, J.D. 2010. Peran Mikoriza dalam regenerasi pohon Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.) asal Papua. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 210 hlm.
Püttsepp, Ü., Rosling A. dan Taylor A.F.S. 2004. Ectomycorrhizal fungal community associated with Salishort rotation forestry plantation. For Ecol and Man. 196:413–424.
Rinaldi, A.C., Comandini O. dan Kuyper T.W. 2008. Ectomycorrhizal fungi diversity : separating the wheat from the chaff. Fungal Diversity. 33 : 145.
Riniarti, M. 2002 Riniarti, M. 2002. Perkembangan Kolonisasi Ektomikoriza dan Pertumbuhan Semai Dipterocarpaceae dengan Pemberian Asam Oksalat dan Asam Humat serta Inokulasi Ektomikoriza. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 46 hlm.
Riniarti, M. 2010. Dinamika kolonisasi tiga fungi ektomikoriza Scleroderma spp. dan hubungannya dengan tanaman inang. Disertasi. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. 104 hlm.
Sari, M.P. 2011. Pemanfaatan Kompos Jerami Padi Dan Sampah Pasar Sebagai Soil Conditioner. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 54 halaman.
Sehgal, A. K. dan Sagar A. 2017. Ectomycorrhiza and fungi diversity in the mycorrhizosphere of Pinus gerardiana. International Journal of Pure and Applied Bioscience. ISSN: 2320 – 7051. 477-479.
Smith S.E., Read D.J. 2008. Mycorrhizal symbiosis. 3rd edition. Buku. Elsevier. Amsterdam. 803 hlm.
Suhardi. 1989. Pedoman Kuliah Mikoriza Vesikular Arbuskular. Buku.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 178 hlm..
Tedersoo L, Suvi T, Beaver K, Kõljag U. 2007. Ectomycorrhizal fungi of the Seychelles: diversity patterns and host shifts from the native Vateriopsis seychellarum (Dipterocarpaceae) and (Caesalpiniaceae) tothe introduced Eucalyptus robusta (Myrtaceae) but not Pinus caribeaem(Pinaceae).Journal compilation. New Phytol. DOI :
1111/j.1469 8137.2007.02104 : 325-328.
Utomo, B. 2007. Karya Ilmiah Fisiologi Pada Tanaman. Universitas Sumatera Utara. Medan. 21hlm.
Refbacks
- There are currently no refbacks.