Gambaran Pola Makan dan Pengetahuan Sindrom Metabolik pada Kelompok Dewasa

Lefni Lasimpala, Nuryani Nuryani, Firdausi Ramadhani, Mayangsari Kau

Abstract

Abstract

 

Adult age is a productive age that requires optimal nutrients for life and activity. In adulthood there is an increase in risk factors for the incidence of non-communicable diseases. The purpose of the study was to analyze the description of nutritional status and knowledge of the metabolic syndrome among teachers in Gorontalo Regency. The type of research was used a descriptive survey. Sampling was taken by accidental sampling. Data collection includes knowledge of nutrition, diet (frequency, type and amount of food) and socioeconomic. Food consumption data was collected by asking how many times in the last 1 month the samples  consumed food sources of carbohydrates, protein, fat, vegetables and fruit. The results showed that most of the respondents were female (69.6%), age category 19-68 years, nutritional status of obesity 56.5%, knowledge of obesity in good category 82.6%, knowledge of hypertension in sufficient category 72.8%, knowledge of diabetes mellitus category sufficient 60.9%, socioeconomic based on the level of income category less 53.3%. The description of staple food consumption in the frequent category was 25.0% and the type of food often consumed was rice, the consumption of animal protein was 26.1%, the frequent category with food consumption was chicken meat, the consumption of vegetable protein 60.9% in the frequent category with the consumption of the type of food was tofu., 40.2% vegetable consumption in the frequent category with vegetable consumption of kale, fruit consumption 14.1% in the frequent category with banana consumption, fat consumption 48.9% in the frequent category with coconut oil consumption. It was concluded that the incidence of obesity tends to be high, with sufficient knowledge and low eating habits of vegetables and fruit.

 

Keywords; nutritional status, knowledge; food consumption

 

Abstrak

 

Usia dewasa merupakan usia produktif yang membutuhkan zat gizi optimal untuk kehidupan dan aktivitas. Pada usia dewasa terjadi peningkatkan faktor risiko kejadian penyakit tidak menular. Tujuan penelitian untuk menganalisis gambaran status gizi dan pengetahuan mengenai sindrom metabolik pada guru di Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskritif. Pengambilan sampel secara accidental sampling. Pengumpulan data meliputi, pengetahuan gizi, pola makan (frekuensi, jenis dan jumlah makanan) dan sosial ekonomi. Data konsumsi pangan dikumpulkan dengan cara menanyakan berapa kali dalam 1 bulan terakhir mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan (69,6%), kategori usia 19 – 68 tahun, status gizi obesitas 56,5%, pengetahuan tentang obesitas kategori baik 82,6%, pengetahuan hipertensi kategori cukup 72,8%, pengetahuan diabetes mellitus kategori cukup 60,9%, social ekonomi berdasarkan tingkat pendapatan kategori kurang 53,3%. Gambaran konsumsi makanan pokok kategori sering 25,0% dan jenis makanan yang sering dikonsumsi adalah nasi, konsumsi protein hewani 26,1% kategori sering dengan konsumsi pangan adalah daging ayam, konsumsi protein nabati 60,9% kategori sering dengan konsumsi jenis pangan adalah tahu, konsumsi sayuran 40,2% kategori sering dengan konsumsi jenis sayur kangkung, konsumsi buah - buahan 14,1% kategori sering dengan konsumsi jenis buah pisang, konsumsi lemak 48,9% kategori sering dengan konsumsi minyak kelapa. Disimpulkan bahwa kejadian obesitas cenderung tinggi, pengetahun cukup dan kebiasaan makan rendah sayur dan buah.

 

Kata kunci: status gizi; pengetahuan; pola konsumsi

 

Full Text:

PDF

References

Hizni A. 2016. Gizi Dewasa dalam ilmu gizi teori dan aplikasi. EGC. Jakarta.

Kamso S, Purwantyastuti, Lubis DU, Juwita R, Robbi YK, Besral. Prevalensi dan determinan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif di Jakarta dan sekitarnya. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2011;6(2): 85-90.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman gizi seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia..

Lasmadasari N dan Pardosi MU. 2016. Studi prevalensi dan faktor risiko sindrom metabolic pada nelayan di Kelurahan Malabro Bengkulu. Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 12(2): 98 – 103.

Magdalena, Mahpolah, Yusuf A. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sindrom Metabolik Pada Penderita Rawat Jalan di RSUD Ulin Banjarmasin. Skala Kesehatan. 5(2):1–6.

Marks GC, Hughes MC, van der Pols JC. 2006. Relative Validity of Food Intake Estimates Using a Food Frequency Questionnaire Is Associated with Sex, Age, and Other Personal Characteristics1. The journal of nutrition. 136: 459 – 465.

Nuryani dan Sandalayuk M. 2020. Hubungan riwayat penyakit keluarga, kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol dengan faktor risiko sindrom metabolik. Media ilmu kesehatan. Media Ilmu Kesehatan. 9(1): 85 – 94.

Nuryani, Muhdar IN, Ramadhani F, Paramata Y, Adi DI, Bohari. 2021. Association of Physical Activity and Dietary Patterns with Adults Abdominal Obesity in Gorontalo Regency, Indonesia: A Cross-Sectional Study. Current agriculture research journal. 9(1). 1 – 13.

Sobal J and Stunkard AJ. 2017. Socioeconomic status and obesity: a review of the literature. Psychol Bull.105(2): 260.

Sulistyoningsih H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Heru. Yogyakarta.

Sudargo T. 2014. Pola Makan dan Obesitas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Urrutia-Garcia K, Martinez-Cervantes T, Salas-Fraire O, Guevara-Neri N. 2015. Somatotype of patients with type 2 diabetes in a university hospital in Mexico. Medicina Universitaria. 17(67):71-74.

Article Metrics

Abstract View : 590 times
PDF Download : 388 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.