ANALISIS KEBUTUHAN KAYU DALAM PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL BEGO OLEH MASYARAKAT SUMBAWA
Abstract
Perahu tradisional merupakan salah satu alat transportasi air yang terbuat dari kayu, dibuat dengan tenaga-tenaga terampil yang tidak memiliki pendidikan atau pelatihan khusus dibidang pembuatan perahu dengan menggunakan peralatan yang sederhana tanpa menggunakan desain gambar. Dengan adanya penelitian ini maka akan tersedia informasi tentang jenis kayu yang bisa dimanfaatkan pada bagian-bagian perahu serta volume kayu yang dibutuhkan dalam pembuatan perahu tradisional Bego, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat guna melestarikan dan membudidayakan jenis kayu yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan perahu tradisonal oleh masyarakat. Penelitian ini bertujauan untuk mengetahui jenis kayu yang dimanfaatkan, kegunaan kayu dan volume kayu yang digunakan dalam pembuatan perahu Bego. Hasil penelitian menunjukkan pengrajin perahu Bego Desa Labuhan Jambu menggunakan 8 jenis kayu sebagai bahan baku pembuatan perahu Bego yaitu kayu Kesambi (Schleichera oleosa), Bungur (Lagerstroemia speciosa per), Sappang (Biancaea sappan), Beropa/bakau (Sonneratia alba),Bidara (Ziziphus mauritiana), Laban (Vitex pubescen), Prek Mayung/Kruing (Dipterocarpus retusus), dan kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri).Penggunaan kayu pada setiap bagian perahu Bego yaitu kayu Kesambi (Schleichera oleosa) digunakan pada bagian solor/gading, linggi haluan, linggi buritan, pondasi mesin, lunas dan kalang. Kayu Bungur (Lagerstroemia speciosa per) digunakan pada bagian badan perahu, sebeng perahu, dek, les, lepe, sekat dan kamar mesin. Sappang (Biancaea sappan) digunakan sebagai paku kayu. Beropa/Bakau (Sonneratia alba) digunakan pada bagian solor/gading. Laban (Vitex pubescen) digunakan pada bagian kalang, linggi haluan, tiang bendera dan kaso. Prek Mayung/Kruing (Dipterocarpus retusus) digunakan pada bagian les dan lepe perahu. Bidara (Ziziphus mauritiana) digunakan pada bagian solor/gading. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) digunakan pada bagian lunas. Volume rata-rata kayu yang digunakan pada pembuatan perahu Bego adalah sebanyak 2.61 m3.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aji, Chandra Anggoro. 2000. Pengetahuan Lokal Pembuatan Perahu Tradisional Oleh Suku Biak di Kecamatan Warsa Kaupaten Biak Numfo. Manokwari: Universitas Cendrawasih.
Anonim, 2017. ProfilDesa Labuhan Jambu Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa.
(BKI) Biro Klasifikasi Indonesia. 1989. Peraturan Konstruksi Kapal Kayu. Jakarta:Biro Klasifikasi Indonesia. 112 hal.
Fakhli, Muhammad. 2016. Klasifikasi Kayu dan Perawatannya.Engineer Merubaha Dunia. Jakarta.
Hoodley, R. Bruee. 2000. Memahami Kayu. Tautan Press Terjemahan SBN 1-5658-358-8.
Iskandar, B. H. 1997. Studi Tentang Desain Kapal Kayu Mina Jaya BPPT 01 (Tesis). Bogor: Program Paska Sarjana, Institute Pertanian Bogor.
Kurni, Samuel. 2013. Teknik Pembuatan Perahu Tradisional Oleh Masyarakat Kampong Rayori Distrik Kepulauan Aruri Kabupatn Supiori Provinsi Papua. Manokwari : Fakultas Kehutanan. Universitas Negeri Papua.
Kusumanti, Ima. 2009. Tingkat Pemanfaatan Kayu Pada Pembuatan Gading-Gading di Galangan Kapal Rakyat UD. Semangat Untung Desa Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/2605/C09iku.pdf?sequence=2diakses pada 08 september 2018.
Lisbijanto, Herry. 2013. Kapal Pinisi. Yogyakarta; Graha Ilmu.
Mallawa, Achmar. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat.Makassar.Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.
Martawijaya, Abdurahim. 2010. PedomanPengawetan Kayu.Bogor : IPB Press (674 Abd p).
Riansah, Nuris Dwi Auliya. 2015. Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi Dan Pemanfaatannya Sebagai Buku Noteks.Skripsi.Jember. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
SNI(Standar Nasional Indonesia) 7533.2:2011. Kayu bundar-Bagian 2- Pengukuran dan tabel isi. Jakarta.
Suhanto, Fahmi. 2016. Jenis, Kelas Awet, dan Awet Kayu. Civil Engineering. Jakarta.
Sutopo, 2006. Metode Wawancara Mendalam (Indepth Interview).
Zakky, 2018.PengertianAnalisis Menurut Para Ahli, KBBI dan Secara Umum.https://www.zonareferensi.com. 2018. Diakses tanggal 04 agustus 2018.
Refbacks
- There are currently no refbacks.